Wednesday, 3 June 2015

Masih mau mengeluh? (2)

Sebelumnya saya telah menulis artikel "sadar akan Procrastination" yang membahas tentang betapa buruknya ketika kita menunda untuk mengerjakan sesuatu yang penting. Namun untuk mengubah sebuah kebiasaan sangatlah sulit, tidak bisa instan. Ada sebuah sub bab yang ingin saya bagikan dari sebuah buku yang berjudul "Take the Stairs" karya Rory Vaden yang merupakan salah satu buku favorit saya sampai saat ini, yang berhasil membantu saya untuk mengubah kebiasaan saya dalam hal procrastination. Saya harap dapat membantu.

Kita tahu bahwa hidup ini adalah pilihan. Menunda sesuatu atau tidak disiplin itu juga merupakan salah satu pilihan yang kita ambil. Nah, kenapa kita mau memilih sesuatu yang bodoh?. Ya seperti yang kita bahas sebelumnya kalau terkadang perasaan atau emosi itu jauh lebih hebat dari logika dan sisi analitis kita, sehingga kita lebih cenderung memilih pilihan-pilihan yang membuat kita nyaman yang kebanyakan adalah pilihan yang salah. Dan jujur aja lah, hidup ini ga seperti kayak di film bung, happy all the time,  terkadang ada sesuatu yang sangat sulit untuk dijalani, ada beberapa hal yang menguras pikiran dan tenaga. Contohnya saja mungkin, mengerjakan tugas akhir praktikum instalasi, beradaptasi dengan dosen pembimbing skripsi, kondisi finansial yang tidak membaik, cinta yang bertepuk sebelah kaki, nilai akademis yang nyungsep begitu dalam, atau pengalaman-pengalaman pahit di masa yang lalu. Hal tersebut semakin mempersulit kita untuk memilih pilihan yang benar. Atau terkadang kita dapat memilih pilihan yang benar namun sambil dibarengin dengan gerutu, caci maki, atau rasa keterpaksaan. Dan tetap saja segala sesuatu yang dikerjakan dengan gerutu tidak akan berjalan dengan baik.

Saya akan membagikan bagian sub bab yang saya sebutkan diatas dengan gaya menulis saya. Seperti ini, seorang motivator di sebuah acara mengambil sebuah tali yang panjangnya 8 meter, tali yang sangat panjang. Katakan saja hidup manusia rata-rata saat ini 80 tahun, berarti ibaratkan tiap 10 cm dari  tali itu mewakili 1 tahun hidup kita di dunia nyata. Ini permisalan aja lo ya, kita semua ingin memiliki umur yang lebih panjang.

Kita kuliah selama 4 tahun (mohon maaf buat sesepuh yang lulus diatas 4 tahun, lol), jika waktu tidur, makan dan istirahat kita dikeluarkan dari 4 tahun itu, waktu yang sebenarnya dihabiskan di kampus adalah sekitar 14 cm dari 8 meter tali tersebut.


8 meter itu sangatlah panjang jika dibandingkan dengan ukuran 14 cm, perbandingannya kira-kira seperti gambar yang telah saya buat diatas. Pilihan-pilihan yang anda buat pada rentang 14 cm itu sungguh mempengaruhi sisa kehidupan anda di masa yang akan datang. Ketika anda bisa membuat keputusan-keputusan yang benar, maka anda akan menikmati hasilnya selama 60 tahun ke depan.

Mungkin ada hari-hari yang begitu berat selama hidup kita di kuliah, seperti kasus yang sudah saya jabarkan diatas contohnya, atau terlalu berat bagi kita untuk memperhatikan dosen yang mengajar 3 sks di kampus, atau mungkin belajar mengerjakan tugas selama 2 jam dalam sehari.  Tetapi ketauhilah bahwa momen-momen sulit seperti itu bahkan tidak dapat terlihat di ilustrasi tali kehidupan yang kita buat tadi, 1 hari dalam tali tersebut adalah sekitar 0,273 mm. 1 jam tentunya akan sangat kecil lagi. Apakah anda bisa melihat perbandingan antara 8 meter dengan 0.273 mm?

Dengan perpektif yang sempit, setiap hari, rasa frustasi atau kekecewaan yang kita alami seakan begitu besar, dan hidup ini serasa sangat berat untuk dijalani. Namun ketika kita melihat kehidupan ini dari sudut pandang yang luas, sudut pandang 8 meter, permasalahan atau tantangan yang kita alami hari ini itu bahkan seperti tidak terlihat, tidak ada.

Seberapa luas perspektif kita melihat kehidupan ini? Bagaimana lagi jika kita melihatnya dari sudut pandang kekekalan yang tak terhingga, apakah sulitnya hidup selama 80 tahun ini berarti?

Jika kita sudah bisa melihat bahwa ada masa depan yang akan kita tempuh, kita akan berusaha keras untuk menjalani setiap hari kita dengan sebaik-baiknya.

Rory Vaden menuliskan seperti ini
A challenge in respect to today is a big problem. A challenge in respect to our life span is a small problem. A challenge in respect to eternity is no problem 
Dengan sudut pandang yang luas, kita dimampukan untuk mengambil keputusan yang lebih baik. Hal tersebut memberikan kita kekuatan untuk menahan pengorbanan jangka pendek yang kita ambil. Kita diyakinkan bahwa itu semua akan terbayar dengan masa depan yang lebih baik dan tidak sebanding dengan pengorbanan yang kita lakukan.

Nah bagaimana, masih mau mengeluh? Masih tetap memilih atau memutuskan dengan perasaan dan emosi sesaat? Begitu juga dengan pertanyaan, masih terlalu berat move on dari procrastination?
Apakah memang begitu berat untuk tidak mengurangi menggunakan media sosial atau menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak berguna selama kita kuliah. Mari buat pilihan yang bijak. Masa depan kita menunggu.

Wednesday, 27 May 2015

REVIEW BUKU CRAZY LOVE


Buku yang membahas betapa dahsyatnya Allah mencintai anda, cinta-Nya tidak main-main, Dia sungguh mengejar anda tanpa lelah.
Buku ini ditulis oleh Francis Chan, seorang pendeta dari gereja Cornerstone, California dan juga pendiri Eternity Bible College. Francis menulis buku ini dengan bahasa yang ringan dan mudah diikuti, tetapi dengan makna dan pemahaman yang dalam, yang mengajak pembaca untuk berefleksi tentang hubungannya selama ini dengan Tuhan. Sesuai namanya, buku ini banyak bercerita tentang cinta, tepatnya cinta yang gila.

Bab pertama dari buku ini berjudul "Berhentilah Berdoa", maksudnya adalah bukan untuk berhenti berdoa selamanya, tetapi hanya untuk sesaat, karena Francis mengatakan generasi saat ini adalah generasi yang cepat berkata-kata. Ia mengajak kita untuk diam dan hening sejenak dan menikmati Allah, melihat betapa hebatnya Allah dalam menciptakan langit dan bumi, menciptakan laba-laba yang mampu membuat jaring 18 meter sejam, menciptakan bunga yang indah, menciptakan nada e minor, dan  hal luar biasa lainnya. Semua menjadi begitu biasa karena kita sudah terlalu sering melihatnya. Francis juga mengajak Allah itu adalah Allah yang Maha Kudus, Maha Kuasa, Maha Tahu, kekal, Maha Adil dan benar. Kemudian Allah kita adalah Allah yang begitu dahsyat seperti yang tertulis pada Wahyu 4 dan Yesaya 6.

Di bab selanjutnya Francis menjelaskan bahwa Allah yang seperti itu mengasihi anda manusia yang terbuat dari debu tanah dengan luar biasa. Kasihnya adalah kasih yang tak terbatas. Dia mengasihi anda apa adanya. "Sebelum aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, aku telah menguduskan engkau, ......." Yeremia 1:5

Bab selanjutnya membahas tentang bagaimana keadaan kebanyakan orang Kristen saat ini, saya serasa ditampar ketika membacanya, dan saya kira keadaan saya saat ini sama seperti itu. Francis mengatakan bahwa kita juga harus jatuh cinta kepada Allah, ketika kita jatuh cinta, maka seluruh hidup kita akan berserah kepada-Nya.

Francis menuliskan, panggian Yesus untuk berkomitmen jelas sekali: Ia menginginkan semuanya atau tidak sama sekali. Mengikut Kristus bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan dengan setengah hati atau sebagai pekerjaan sampingan,

Saya merekomendasikan buku ini, dengan bahasa yang ringan namun cukup menampar saya. Buku ini cukup bagus untuk orang-orang yang mengaku seorang Kristen dari lahir tetapi hidup dalam kedagingan. Selamat membaca.

Thursday, 21 May 2015

Fungsi Numel pada Matlab

Numel merupakan sebuah fungsi untuk menghitung banyaknya elemen pada sebuah array

SYNTAX
n=numel(A)
dimana A merupakan sebuah array

CONTOH
A=[3, 4, 0, 2]  inisiasi sebuah array bernama A yang memiliki 4 elemen.
n=numel(A)
n=4  hasil yang diperoleh

matriks=['a';'h']
n=numel(matriks)
n=2


Tuesday, 19 May 2015

SADAR AKAN PROCRASTINATION (1)

Sumber gambar : http://www.intentsocial.com/
We tell ourselves we are busy, but in fact, we are spending hours surfing online, watching reruns, or creating "make work" for ourselves, while the real work goes ignored.
Hei, pasti kamu memiliki hal penting yang harus dikerjakan saat ini, mengerjakan tugas kuliah, membuat laporan praktikum, membaca paper, belajar untuk persiapan UAS, atau mulai mengerjakan skripsi yang udah lama gak tersentuh, nah lantas, mengapa sekarang kamu masih membaca artikel ini?. Ya udah jangan tutup tab browser mu untuk saat ini, selesaikan membaca artikel yang saya tulis ini dulu ya, jangan tergesa-gesa, santai dan jangan hanya membaca tulisan bercetak tebal. Baca dengan kritis.

Udah pernah dengar kata Procrastination?, procrastination adalah menunda sesuatu yang harus dilakukan, karena kamu sedang gak mau melakukannya, sedang gak mood, sedang gak termotivasi. Contohnya ya seperti diatas, dimana kamu kita menunda untuk mengerjakan tugas-tugas kita dengan mengerjakan sesuatu yang sebenarnya gak penting, namun terasa penting, atau "dipentingkan", sembari menunggu hati dan jiwa ini termotivasi dengan sendirinya.

Apakah kamu pernah melakukannya?, wah sama, aku juga, jangan-jangan kita jodoh. Lupakan. Nah, yang mau saya katakan adalah, anda tidak sendiri, saya dan hampir semua dari teman-teman saya juga melakukan hal tersebut, seorang procrastinator. Dan bukan hanya di Indonesia, itu juga terjadi di luar negeri, Trust me, i did so much researches about this, because i am expert in procrastinating. Deadliner merupakan salah satu contoh real dari procrastination. Saya sendiri sebagai seorang anak teknik mengakui kalau saya seorang deadliner, dan bergaul dengan orang-orang dengan jenis yang sama, jenis deadliner maksudnya. Ketika h-1 pengumpulan tugas besar misalnya, maka pada pukul 02:00 paginya, akan banyak sekali titik-titik warna hijau berderet di sebelah kanan halaman facebook saya, ya mereka pastinya teman-teman kampus saya yang baru mengerjakan tugas. Beberapa akan ngechat "Masih bangun aja ben? sama, semangat!" atau ada juga yang ngechat seperti ini "Bro, tugansya apa sih? dikumpul besok ya?". (Ga ngerti lagi balasnya mau gimana)
Dan satu per satu status seperti dibawah ini akan memenuhi timeline di Line.

Proud to be a deadliner

Mengerjakan sesuatu menjelang deadline itu sesuatu banget, bisa berpikir lebih cepat

14 jam tanpa tidur bro!!

Minum kopi 3 gelas, sambil dengarin musik dubstep volume full demi tugas ini

Procrastinator? No, I jus wait until the last second to do my work because I will be older, therefore wiser.

Pernah lihat status-status sejenis seperti diatas? kalau pernah berarti kita udah temenan di line, karena itu semua status-status yang pernah saya tulis. 

Mengapa kita menjadi seorang Procrastinator, karena lingkungan mendukung kita dengan luar biasa, karena teman-teman kita juga seperti itu, itu semua sudah menjadi hal yang wajar. Tetapi penyebab utamanya bukanlah lingkungan, tetapi diri sendiri. Nanti kita akan coba bahas bersama. Tapi sebelum itu coba lihat video ini, biar kamu percaya kalau kamu gak sendiri. Tonton sampai habis ya.



Sebelumnya, bersabarlah sejenak untuk membaca sedikit mengenai kehidupan saya. Seperti yang saya sebutkan di awal, saya merupakan seorang procrastinator professional. Saya pernah beberapa kali sering setiap hari menghabiskan waktu berjam-jam di depan laptop secara tidak sadar, sebenarnya saya memiliki tugas yang harus diselesaikan, tetapi sebelum itu seperti biasanya saya mau berselancar di dunia maya beberapa menit sebelum mulai mengerjakan tugas, salah satu yang saya lakukan adalah melaksanakan pekerjaan sosial, yaitu memperhatikan kehidupan teman-teman saya melalui media sosial. Atau secara mendadak tertarik terhadap sesuatu hal yang baru terpikirkan di saat-saat seperti ini, contohnya ingin menjadi seorang photographer, oleh sebab itu harus mencari harga kamera, mencari kelebihan dan kekurangan kamera tersebut, melihat tutorial menggunakan kamera di google. Atau ketika bosan dengan google, pindah ke youtube, untuk melihat video prank gokil, fail compilation video, running man funny compilation, product unboxing, how to do bla bla bla, atau  karokean di depan youtube dengan ratusan cover lagu yang tersedia. Atau kalau sudah kehabisan bahan, kurang kerjaan membaca satu per satu komen di youtube. Oh ya saya lupa, yang menjadi favorite saya adalah nonton ulang film di laptop yang sudah pernah di tonton puluhan kali.

Kemudian tersadar kalau udah pukul 4 pagi, dan akan muncul suara-suara penghakiman atas diri sendiri seperti : "You are so stupid beny, 10 hours doing useless thing?", "Are you insane?", "Udah tahun keempat masih aja kayak gini?", "Tugasmu masih belum kamu kerjakan" dan akan muncul perasaan bersalah yang amat dalam, dan kemudian berjanji untuk berubah. Berkomitmen untuk berubah. Dan meyakinkan diri kalau ini hari terakhir dan besok akan berubah. Dan seperti yang anda tahu, saya berbohong, hal itu masih berlanjut, procrastination still my last name.


DAMPAK PROCRASTINATION
Procrastination itu seperti penyakit kangker yang tidak terlihat di awal, namun terus bekerja menggerogoti sampai semuanya habis, dan pada akhirnya kita menanggung rasa sakit yang begitu dahsyat. Sebegitu parahnya kah?

Dosen favorit anda memberi anda tugas dan akan dikumpul minggu depan, karena anda seorang procrastinator sejati, anda tidak langsung mengerjakannya. Anda mengisi hari-hari anda seperti biasa dengan melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak penting. Kemudian dosen-dosen anda lainnya juga memberikan tugas-tugas baru. Tak terasa sampailah h-3 hari pengumpulan tugas tersebut, anda mulai khawatir dan berencana mengerjakannya sore ini. Masalahnya teman anda mengajak anda untuk kumpul makan bareng, sebenarnya bisa ditolak, namun berhubung cewek yang anda sukai ikut makan disana, alhasil anda mengorbankan tugas anda dan memilih untuk ikut makan bersama teman-teman anda tersebut (lol).

Oke tinggal 2 hari, anda galau mau mengerjakan yang mana, mau mengerjakan tugas atau membuat laporan praktikum dulu, soalnya laporan praktikum juga dikumpul di hari yang sama. Dan tambah lagi pada hari itu anda dapat informasi kalau ada beasiswa dan deadlinenya besok, beasiswa ini padahal udah anda tunggu lama kedatangannya, tapi karena ga ada waktu lagi untuk ngurus berkas2nya karena anda saat itu mulai menyicil laporan praktikum, dan pupus sudah untuk menerima beasiswa tahun ini. H-1 pengumpulan tugas, sepulang kuliah anda mulai menyalakan laptop, namun seperti biasa, sebelum mengerjakan tugas, anda perlu penetrasi menghibur diri dengan nonton video youtube sembari menunggu mood datang. Wah gak nyadar udah 3 jam terlewat. Karena panik, ya biasanya otak anda sangat mudah terdistraksi, dan akhirnya buka-buka medsos dulu. Dan motivasi akhirnya datang juga, ngelihat jam, udah pukul 7 malam (siapa ini yang mengeluarkan jutsu, sehingga waktu berjalan sangat cepat). Mata udah ngantuk dan memerah.

Anda minum kopi sembari mulai mendownload materi kuliah anda dari papirus (web akademik) untuk mengerjakan tugas tersebut. Selang beberapa jam, nambah kopi lagi yuk, udah habis yang tadi. Sudah jam 1 pagi, disini anda belum menulis sedikitpun, baru membaca referensi biar mengerti dulu konsep dasarnya, kalau sudah mengerti kan gampang nanti nulisnya. Mata sudah berat banget, beli kratingdaeng dulu pagi-pagi subuh ke indom*ret terdekat. Dan kemudian anda mulai mengejar menulis tugas anda h-3 jam. Tetapi akhirnya tugas anda selesai juga.

Apa bedanya kalau gitu sama yang gak procrastinator? Wah jelas beda dong.

  • Kamu baru saja kehilangan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa tahun ini. Kamu ga jadi untuk membeli sepatu baru seperti yang kamu rencanakan sebelumnya.
  • Jika dibandingkan dengan teman anda yang mengerjakan tugas jauh-jauh hari, apakah anda yakin tugas anda lebih baik?. 
  • kamu baru saja meminum 2 gelas kopi, 1 kaleng kratingdaeng, tidak tidur semalaman, pergi pagi-pagi subuh ke luar kamar kos. Selamat anda baru saja menyiksa diri anda. Hal tersebut sebenarnya berdampak sangat besar bagi kesehatan anda, tapi karena kita masih muda, ya jadinya ga terlalu kerasa, tapi percayalah itu sangat buruk bung.
  • Kamu tidak akan konsentrasi mengikuti seluruh kuliah pada hari itu, dan hari itu seakan menjadi hari yang cukup panjang. Belum lagi anda masih memiliki tugas untuk mengerjakan laporan praktikum yang dikumpul siang ini. 
  • Ternyata dosen anda sedang mencari kandidat yang akan mendapatkan beasiswa melanjutkan S2 keluar negeri. Karena belum kenal sama mahasiswanya, makanya ia menjadikan tugas tadi sebagai tolak ukur, karena anda tidak maksimal dalam mengerjakan tugas, sayang sekali, anda tidak mendapat kesempatan untuk sekolah ke luar negeri, dan gantinya teman anda yang berangkat.
Poin diatas hanyalah dampak jangka pendek dari procrastination, dan itupun sudah sangat merugikan. Bagaimana dengan dampak jangka panjangnya? Faktor kesejahteraan, karir dan kesehatan anda di masa yang akan datang sungguh dipengaruhi oleh hal ini.

Problems that are procrastinated on are only amplified, and we are the ones who pay the price.
Itu semua tergantung keputusan kita, hidup ini adalah pilihan, Apakah aku harus ikut kumpul bareng dengan temanku dan si doi atau mulai mengerjakan tugas ini? Apakah aku mulai bergerak mengerjakan tugas setelah tugas diberikan atau nanti saja? Apakah ini atau itu? Semuanya tergantung plihan. Rory Vaden dalam bukunya mengatakan, dalam memutuskan sesuatu pasti ada 2 kriteria yang berlawanan yang mempengaruhi keputusan kita. Salah satu bagian otak kita memproses emosi dan impuls, meyakinkan kita untuk memilih berdasarkan kenyamanan yang kita rasakan. Bagian lainnya adalah bagian analitis, yang membantu kita untuk bersikap rasional dan logis. Kedua hal ini berlawanan. Secara logis, sebenarnya kita tahu apa yang kita harus lakukan, tapi secara perasaan, kita mengetahui apa yang ingin kita lakukan. Kecenderungan kita adalah memilih berdasarkan perasan dan emosi. Sehingga logika dan rasionalitas tersingkirkan. Itulah mengapa kalau kita perhatikan bersama, kita bisa menghabiskan berjam-jam di depan internet tanpa sadar. Karena logika kita kalah jauh dari emosi dan perasaan.

Keputusan kita yang hanya befokus pada kenikmatan jangka pendek sering sekali menipu dan yang pada akhirnya akan memaksa kita untuk mengerjakan usaha yang jauh lebih besar.
What seems easy in the short term really isn't easy in the long term
Sungguh besar dampak yang ditimbulkan oleh kata "Procrastination". Dan biasanya akan kelihatan di masa-masa akhir. Orang yang dahulunya memaksa dirinya untuk tidak mengikuti kenyamanan atau perasaan nikmat sesaat akan mendapatkan hasil yang jauh lebih besar dari orang-orang procrastinator. Sebuah kata bijak yang sungguh tajam untuk hal ini adalah Winning is a habit, unfortunately, so is lossing. 


Ayo kita lihat lagi dari scope yang lebih luas, dari beberapa sumber terpecaya, saya mendapatkan data statistik yang menunjukkan bahwa 26,23% masyarakat Indonesia mengalami obesitas, lebih kurang 300.000 pasangan bercerai setiap tahunnya, 7.4 juta orang menganggur pada agustus 2013 dan semakin meningkat, dan 2 jam 45 menit adalah rata-rata waktu yang dihabiskan penduduk Indonesia menggunakan media sosial. Indonesia berada di urutan 102 dari daftar negara-negara dengan indikator GDP.

Siapa yang menyumbang buruknya data statistik diatas, siapa lagi kalau gak kita. Itu semua karena kita masih belum bisa move on dari Procrastination. Wah sungguh mengerikan.

Lantas bagaimana caranya untuk bisa move on dari procrastination? Sabar dulu, yang penting kita sadar dulu kalau procrastination, deadliners itu ga baik. Bagaimana caranya untuk berubah, kita pelajari bersama di artikel selanjutnya. :D

Part 2 of 10 klik disini

Tuesday, 12 May 2015

UPP INTERNSHIP CHEVRON


Halo, kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya saat mengikuti seleksi UPP Chevron Pasific Indonesia. Udah tau kan Chevron? Chevron adalah salah satu perusahaan energi terintegrasi terdepan di dunia. Chevron memiliki cabang di Indonesia yang bernama Chevron Pasific Indonesia atau disingkat dengan CPI, yang saat ini memproduksi 40% dari total produksi minyak nasional. Nah udah tau lah ya gimana keadaan perusahaan minyak dan gas, dan bayangkan kalian magang disana selama 3 bulan. It is amazing!

UPP itu singkatan dari University Partnership Program, yang saya ketahui UPP terdiri dari banyak program yang bertujuan untuk membantu universitas menjalankan misinya, salah satu program dari UPP adalah Internship atau magang di Chevron. Saya sebelumnya sudah pernah melakukan Kerja Praktik (berbeda dengan magang) di  CPI bulan februari 2015 yang lalu, enak banget bro KP di sana. Akodomasi, transportasi, makan, fasilitas semuanya ditanggung oleh CPI. Kata fasilitas saya kasih huruf tebal, untuk menekankan bahwa fasilitas disana itu lengkap banget, mulai dari billiard, swimming pool, fitness center, bowling, dll.  Kalau mau tau lebih jauh atmosphere kerja di CPI, bisa buka link ini gan.



Nah kalau KP di CPI itu cuma dikasih waktu 1 bulan, namun UPP Internship (magang) pelaksanaannya selama 3 bulan. Selain itu ketika ada business need atau lagi membutuhkan karyawan baru, yang menjadi sasaran mereka pertama adalah orang-orang yang udah pernah magang disana, alasannya adalah karena mahasiswa yang sudah pernah magang sudah tau mengenai kondisi kerja di CPI. Tapi tahun 2015 sepertinya CPI sedang freeze soal recruitment, karena harga minyak yang sedang turun.

Apa aja sih tes yang harus dilalui di UPP Internship?

Seleksi pertama adalah administrasi, peserta yang mendaftar harus memiliki IPK diatas 3, dari pengalaman saya, semua yang memiliki IPK diatas 3 boleh ikut tahap selanjutnya. Tapi ada yang harus di perhatikan di tahap ini. Ketika mendaftar program UPP Internship di ECC (untuk mahasiswa UGM), peserta diminta untuk mengisi data diri di excel, nah disana ditanyakan rencana lulus. Di UGM periode wisudanya adalah februari, mei, agustus dan november. Sebagian dari teman saya yang semester 8 menuliskan lulus agustus 2015, dan banyak juga yang menuliskan november 2015. Dan ketika pengumuman keluar, ada banyak sekali mahasiswa yang tidak boleh lanjut ke tahap selanjutnya, termasuk saya, padahal IPK kami semua diatas 3. Sedangkan teman saya yang IPK nya 3.04 diluluskan. Kami sempat bingung, apa yang menjadi indikatornya. Usut punya usut, ternyata peserta yang berencana lulus agustus 2015 tidak diperbolehkan ikut program ini. Karena program magang ini berlangsung mulai juli sampai september. Jadi jika anda mau ikut program ini, maka anda harus mau lulus lebih lama.

Tapi saya dari dulu udah pengen banget ikut program ini, soalnya kemarin juga udah sempat KP disana, dan cocok banget dengan saya kondisi kerjanya. Semangat saya ga padam, di hari-H tes Aptitude, saya tetap datang bersama teman saya. Kami jumpai Ibu yang dari CPI, kami jelaskan kalau kami bersedia untuk lulus bulan november 2015, ibunya berpikir, sempat menelpon seseorang, dan akhirnya mengizinkan kami untuk ikut, tapi harus menyerahkan transkrip. Wah berketepatan saya lagi ga bawa transkrip, langsung ngacir deh ke kos. Saya kasih transkripnya dan akhirnya saya boleh masuk.

Jumlah peserta yang ikut aptitude tes saat itu adalah 180 orang, yang dibagi menjadi 2 batch. Saat melihat soal, saya cukup terkejut, karena jenis soalnya berbeda dengan yang tahun lalu. Ternyata CPI sudah mengganti perusahaan yang mengadakan aptitude test nya. FYI yang melakukan seleksinya bukan CPI, tapi mereka menyewa perusahaan lain. Tesnya sama seperti aptitude tes pada umumnya . Kalau mau latihan, banyak kok di internet, googling aja "Aptitude Test". Gampang kok, tipsnya disini adalah Bekerjalah secepat mungkin. Beneran , saya udah 2 kali ikut aptitude test CPI, dan puji Tuhan selalu lulus. Jadi tipekal soalnya itu adalah soal-soal yang bisa dikerjakan oleh peserta, namun membutuhkan waktu, jadi kita harus bekerja dengan sangat cepat. Dan kemarin saya tidak bisa menjawab banyak soal, dan setelah selesai test, saya langsung bilang ke teman-teman saya. "Fix aku ga lulus bro".

Seminggu setelah itu, hp saya ditelpon nomor yg ga saya kenal, kayaknya dari kantor, namun ga saya angkat karena saya lagi kuliah, dan setelah balik cek email, puji Tuhan, saya lolos dan bisa melaju ke tahap selanjutnya.



Wah Tuhan emang bekerja dengan cara-Nya yang unik gan. Saya ga nyangka bisa lulus, soalnya saya emang ga ada persiapan aptitude test sebelumnya, karena sibuk rapat, sampai malam. Tapi ya seperti itu, mungkin Tuhan berkehendak saya lulus di tahap ini. Dan seperti tahun lalu, Interview I'm Coming!!. Tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun lalu itu saya latihan bahasa inggris di depan kaca, googling di internet "Tips and trick for interview", beli baju baru biar kelihatan rapi, dll. Kalau tahun ini, latihan aja ga sempat gan, soalnya saya mengambil pelayanan di Persekutuan Mahasiswa Kristiani Teknik UGM, dan pada saat itu masa-masa sibuknya, tiap hari rapat, bahkan dalam satu hari pernah 5 kali rapat. Tapi saya tetap bersuka cita melaksanakannya gan, karena saya hidup bukan untuk diri saya sendiri, tapi untuk Tuhan. Kok jadi curcol ya?



Kemudian saya langsung menuju wisma MM UGM, lokasi interviewnya disana, di lantai 5, tahun lalu di lantai 7. Langsung deh masuk ruangan, wah jumpa lagi sama bapak dan ibu yang sama dengan yang tahun lalu. Ada 2 orang gan, mewakili user dan HR dari Facility Engineering Duri,  HRnya seorang ibu yang ramah dan cantik. Dan mulai deh tanya-tanya, awalnya disambut pakai bahasa Indonesia, tapi ketika mulai interviewnya langsung pakai bahasa inggris. Jujur bro bahasa inggris saya hancur banget, dan kalau saya udah berada di titik limit saya, saya jawab aja pakai bahasa Indonesia. Campur campur kayak cendol deh. Tapi saya tetap santai  menjawabnya, ga gerogian kayak tahun lalu. Karena sebelum interview saya sudah berserah sama Tuhan bro. Panjang banget interviewnya, 45 menit. Saya tanya teman saya, ada yang cuma 30 menit. Kalau mau tau lebih lengkap soal interview, komen aja bro.

Dan amazing grace, minggu depannya, saya ditelpon teman saya untuk ngecek email. wah dag dig dug gan, saya buka hotmail saya, dan jreeeng, ada email dari Chevron, hahahahaha. Saya dipersilahkan untuk boleh ikut Medical Check-Up. Tuhan Yesus baik banget bro. 

Medical check-up dilakukan di prodia, cukup banyak yang diperiksa, mulai dari ronsen, urin, jantung melalui ekg, tes mata, pemeriksaan melalui darah, BMI dan lingkar perut, dan cek fisik langsung oleh dokter. Hampir 3 jam lah disana. Ada rasa takut juga sih ga lulus tahap ini, soalnya saat ini banyak kasus kalau mahasiswa kolesterolnya tinggi. Tapi saya percaya aja, kalau udah rezeki gak kemana. 

Pengumuman final cukup lama, hal ini membuat kami sesama kandidat mulai bertanya satu dengan yang lain apakah ada yang sudah mendapatkan email. Ternyata semuanya belum mendapat email. Kira-kira 2 minggu, ada email masuk yang menginformasikan bahwa saya lulus program ini. Wah luar biasa senang. Saya ditempatkan di Duri, berbeda dari KP kemarin yang ditempatkan di Minas.

Saya bersyukur kepada Tuhan untuk semuanya, itu bukanlah karena kekuatan saya melainkan berkat karunia semata. Semoga saya bisa berkontribusi besar dan belajar banyak selama 3 bulan magang nanti. Buat teman-teman yang mau nanya-nanya soal Chevron UPP Internship, komen aja dibawa.
Semangat!

Saya menuliskan pengalaman saya selama UPP di artikel ini silahkan di klik



Monday, 27 April 2015

ORGANIZATION EXPERIENCE

For fresh graduate,academic knowledge and  soft skill ability is equally important. Soft skill can be interpreted as interpersonal skill or people skill, such as, communication skill, leadership, time management, negotiation, etc. It can not be learned in class or by watching tutorial in youtube. We can study soft skill by practicing it. We can do that by joining community or organization.

I have joined to some organizations since the second year of my study, the organization which give the biggest impact to me is PMKT (christian engineering fellowship). There, i study many things, and my life has changed.

I joined KPPA (Research, Development, and alumnus department) of PMKT UGM in september 2014. First, regeneration team (Timreg) of PMKT offered me to join KPPA, i dont want to join at all, i rejected it, because there are so many responsibilities to take if i join to KPPA. I can say that KPPA is the highest department in PMKT which is equal to General Coordinator of PMKT. But the next week, they still offer me and give me time to think. I am in dilema that time, one side, i want to focus to study, because i have a plan to publish paper in electrical international journar IEEE. But the other side, it is not awesome to publish paper when you have so much free time, all people can do that. And my other concern is that i am a christian, and as a christian, i dont want to live just for my self, that is selfish, and i am moved by a sermon that i hear in a church someday that tell "It is a must for a christian to service others". So finally i join the KPPA.

And what i fear happen. 40% of my time is spent in PMKT. Meeting everytime, there are so many responsibilities, and also mental pressure.
There are 3-8 meetings a week, and the worst thing is sometime we make meeting after 10 pm,  or at 5 am, because the member shcedules are different each other, so we have to find time which all people can join.  Honestly, i ever went down, i collapse, i am desperate,i confess that i am lack of disciplne of time management, proscrastination is my best friend, and it make the condition getting worse.

But that is the turning point in my life, i am desperate, and i fall down deeply, i know my weakness. And after that, i am struggling to find solution, i make commitment to my self to change, i read a lot phsycological, self heal, motivational book,  I have read more than 15 books until now, i am trying hard to find best seller book for discipline. And the result is, i have changed.
My paradigm has shifted, the way i think is totally changed, i am in progrees of not to do proscrastination, i am not afraid anymore to meetings, i am not afraid anymore to talk to new people.

Contribution i can give to my department is idea and problem soving, i like to think something new, something conceptual, i build website for our organization when i was at communication department, sometime i give solution when we are stuck at out meetings. I am not smart, but i like to think.

I think to achive something bigger, we have to risk something, it is an option for us to choose whether we join community or ogranization in out college time, but i promise you, you will get many things useful if you dare to join.

Friday, 17 April 2015

MENGAPA SAYA MENULIS

Sumber gambar : http://goinswriter.com/

Penting rasanya untuk menjelaskan secara detail alasan saya menulis, karena ini bisa menjadi pengingat bagi saya ketika nanti saya mulai bosan, jenuh atau lupa akan semangat saya di awal. Saya benar-benar ingin menulis, bukan hanya sekedar ketika ada waktu luang, tapi dengan menggunakan waktu dengan baik, sehingga saya bisa menyelipkan 30-60 menit waktu produktif setiap hari untuk menulis.

Saat ini, tujuan saya untuk menulis masih tergolong egois yaitu untuk keperluan saya sendiri, tidak seperti beberapa orang diluar sana yang sudah menemukan visi menulis yang mulia yaitu untuk membangun sebuah kebudayaan melaui pengaruh tulisan, untuk mengubah dunia, atau sebagai langkah nyata untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Mungkin nanti visi menulis saya akan mengarah kesana, tapi untuk saat ini tujuan saya menulis adalah sebagai sarana bagi saya untuk mengulangi materi perkuliahan yang saya dapatkan di kampus, dan mengeksplorasi lagi pengetahuan itu dari sudut pandang industri dan praktisi, kemudian menuangkannya ke dalam sebuah tulisan yang ringan namun berkualitas. Hal ini berguna bagi saya sebagai seorang sarjana teknik elektro dari salah satu universitas di Indonesia, agar saya tetap mengingat materi perkuliahan saya.

Alasan saya lainnya adalah saya ingin mengembangkan potensi diri saya dan ingin meningkatkan kemampuan berpikir saya, karena dengan menulis kita akan banyak berpikir dan berusaha untuk menjadi kreatif. Ada pendapat yang mengatakan bahwa menulis dan membaca akan berpengaruh positif terhadap kemampuan otak manusia, dan saya percaya itu. 

Menulis itu memerlukan waktu yang panjang, lantas bagaimana dengan urusan kita yang lain?. Saya menulis karena saya tidak ingin membuang waktu saya untuk hal-hal yang sejatinya tidak berdampak positif bagi saya. Apakah anda benar-benar menggunakan waktu anda untuk kegiatan positif? atau sebagian kecil (2.54 jam per hari rata-rata orang Indonesia menghabiskan waktunya menggunakan media sosial-[1]) waktu anda digunakan untuk hanya sekedar buka facebook, path, instagram, youtube, line, twitter, pinterest, apa lagi?. Saya mempercayai sebuah hipotesa bahwa semakin sering seseorang menggunakan media sosial, maka akan semakin besar kemungkinan orang tersebut menjadi anti sosial. Walaupun kita tidak menyadari hal itu terjadi pada generasi kita saat ini. Ayo guys, mari kita bangun negeri ini, dan itu tidak akan pernah terjadi kalau kita tidak berubah.

Menulis itu menjadi kebahagian sendiri buat saya. Saya orang yang tergolong introvert bisa dikatakan lebih suka untuk menghabiskan waktu sendiri, menulis dan membaca lah hal yang bisa saya gunakan untuk mencharge diri ini.

Yang terakhir, saya menulis karena saya ingin belajar bahasa Inggris, saya ingin menulis artikel-artikel dengan menggunakan bahasa Inggris, tapi pastinya artikel yang berbahasa Indonesia akan lebih banyak di blog ini. Ya buat nambah-nambah vocabulary yang bisa dibilang masih banyak bolongnya lah, dan memperbaiki grammar yang bisa dibilang asal jadi. 

Inilah alasan saya menulis, semoga dengan motivasi ini jugalah saya mampu bertahan untuk menulis hingga 1 tahun kedepan atau hingga saya mati. Semoga motivasi ini bisa semakin menjadi lebih baik, dimana saya menulis bukan untuk diri saya sendiri, tapi untuk orang lain di luar sana yang membutuhkan saya melalui tulisan saya. Mari kembangkan potensi diri kita bersama.

If i waited for perfection, then i would never write a word. ~Margaret A

Salam,
Beny Septian Pardede

Sumber :
[1] : http://wearesocial.sg/